KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T Tuhan seluruh alam
atas berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan sebuah makalah
kelompok. Makalah ini disusun berdasarkan pengetahuan yang kami dapat dari
beberapa sumber. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pembimbing kami
yaitu Ibu dosen pengajar, karena telah memberikan bimbingan dan arahan kepada
kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik, masukan maupun saran dari para pembimbing maupun pembaca demi
kesempurnaan makalah kami ini agar lebih bermanfaat.
Mataram, Maret
2012
DAFTAR
ISI
Kata pengantar........................................................................................................ i
Daftar isi.................................................................................................................. ii
Bab 1. Pendahuluan
1.1. Latar
Belakang........................................................................................
Bab 2. Pembahasan
2.1. Asuhan
Keperawatan Pada Kasus Apendisitis.......................................
Bab 3. Pemutup
3.1.
Kesimpulan.............................................................................................
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Appendiks
(Umbai cacing) mulai dari caecum ( Usus Buntu) dan lumen appendiks ini bermuara
ke dalam caecum dinding appendiks mengandung banyak folikel getah bening
biasanya appendiks terletak pada iliaca kanan di belakang caecum ( Henderson ;
1992).
Apendisitis
merupakan peradangan pada apendik periformis. Apendik periformis merupakan
saluran kecil dengan diameter kurang lebih sebesar pensil dengan panjang 2-6
inci. Lokasi apendik pada daerah illiaka kanan, di bawah katup iliocaecal,
tepatnya pada dinding abdomen di bawah titik Mc Burney.
Appendiks
dapat mengalami keradangan pembentukan mukokel, tempat parasit, tumor benigna
atau maligna dapat mengalami trauma, pembentukan pistula interna atau eksterna,
kelainan kongenital korpus ileum dan kelaina yang lain. Khusus untuk appendiks terdapat cara prevensi
yang hanya mengurangi morbilitas dan mortalitas sebelum menjadi perforasi atau
gangren (FKUA ; 1989 )
Tindakan
pengobatan terhadap appendiks dapat dilakukan dengan cara operasi (pembedahan
). Pada operasi appendiks dikeluarkan
dengan cara appendiktomy yang merupakan suatu tindakan pembedahan membuang appendiks ( Puruhito ; 1993).
Adapun
permasalahan yang mungkin timbul setelah dilakukan tindakan pembedahan antara
lain : nyeri, keterbatasan aktivitas, gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit, kecemasan potensial terjadinya infeksi (Ingnatavicus; 1991).
Dengan
demikian peranan perawat dalam mengatasi dan menanggulangi hal tersebut
sangatlah penting dan dibutuhkan terutama perawatan yang mencakup empat aspek
diantaranya : promotif yaitu memberikan penyuluhan tentang menjaga kesehatan
dirinya dan menjaga kebersihan diri serta lingkungannya.
Upaya
kuratif yaitu memberikan perawatan luka operasi secara aseptik untuk mencegah
terjadinya infeksi dan mengadakan kaloborasi dengan profesi lain secara
mandiri. Upaya rehabilitatif yaitu
memberikan pengetahuan atau penyuluhan kepada penderita dan keluarganya
mengenai pentingnya mengkonsumsi makanan yang bernilai gizi tinggi kalori dan
tinggi protein guna mempercepat proses penyembuhan penyakitnya serta perawatan
dirumah setelah penderita pulang
BAB II
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN GANGGUAN SISTEM
DIGESTI
PADA KASUS APENDISITIS DI RUANG MAWAR RSU MATARAM
Tanggal Pengkajian :
Kamis, 23 Maret 2012
Tanggal Masuk RS :
Rabu, 21 Maret 2012
Jam Masuk RS :
13.00
NO RM : 16092
1.
Pengkajian
A.
Identitas
a.
Identitas Pasien
Nama : Ny.
M
Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/bangsa :
Sasak/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan :
Tidak bekerja (Ibu Rumah tangga)
Pendidikan : SMA (tamat)
b. Identitas
Penanggung Jawab
Nama : Tn. As
Umur : 38 tahun
Pendidikan : SMU ( tamat )
Pekerjaan : Kuli Batu
Alamat :
Jl. Banyu urip I / 24 A Mataram
B. Riwayat penyakit
a.
keluhan utama : -
b.
Riwayat penyakit
sekarang :
Klien datang ke rumah sakit
dengan keluhan terasa nyeri di perut kanan bawah, di sertai mual, muntah.
c.
Riwayat penyakit dahulu
:
Klien sebelumnya pernah
mengalami sakit maag, dan klien baru pertama
kali di rawat di rumah sakit.
d.
Riwayat penyakiit
keluarga
Klien mengatakan di
dalam keluarga pasien juga tidak ada riwayat penyakit maag, hanya pasien sendiri
yang mamiliki penyakit tersebut.
C. Pemerisaan Fisik
1. Keadaan
umum : lemah
2. Tanda-tanda
vital :
TD
: 110/70 mmHg RR : 20
x/menit
N : 88 x/menit S : 36,70C
3. GCS : E4 V5 M6
4. Kepala : Rambut ikal, hitam,
tidak rontok dan tidak berketombe
5. Wajah : /sclera/
konjungtiva= simetris/ normal/ normal/
Mata : konjungtiva tidak
oramis + sclera tidak icterik
Hidung : Bersih (tidak ada
lendir)
Mulut : Bersih, glukosa
bibir lembab
Leher : Tidak ada benjolan
dan tidak ada pembesaran jup
6. Abdomen : Inspeksi : Normal
Palpasi :
Nyeri tekan
Palpasi
(kulit : turgor kulit baik), Auskultasi (irama jantung teratur), Perkusi
(reflek patela (+))
D. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
· Glukosa
sewaktu : 108 mg/dl <160
· Kreatinin : 1,3 mg/dl 0,6-1,3
· Leukosit
: 10.000 - 18.000 /
mm3
· Netrofil
meningkat 75 %
· WBC
yang meningkat sampai 20.000 mungkin
indikasi terjadinya perforasi (jumlah sel darah merah)
2.
Diagnosa
a. Resiko
terjadinya cedera atau resiko lainnya sebagai dampak dari tindakan pembedahan
3. Intervensi Keperawatan
Hari /
Tanggal
|
No
Dx
|
Intervensi
Keperawatan
|
||
Tujuan
dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
||
Senin, 26 Maret 2012
|
1
|
Dengan dilakukannya tindakan intraoperatif, diharapkan
pelaksaanaannya memenuhi kriteria hasil :
-
Klien
tidak mengeluh nyeri / nyeri terkontrol
-
TTV dalam
batas normal,
TD : 120/70 mmHg, N : 80 x/menit, S : 36,5
-
Warna
kulit normal
|
1. Observasi TTV
2. Gunakan
semua alat atau instrument untuk tindakan pembedahan seperti pemakaian baju
bedah, tutup kepala, masker, penutup sepatu, celemek, dan sarung tangan,
serta pencucian tangan
3. Persiapan
Ruang Pembedahan
4. Lakukan
persiapan anastesi
sebelum tindakan pembedahan
|
1. Menunjukkan keadaan pasien secara utuh
2. Keadaan yang steril dapat meminimalisir
terjadinya infeksi.
|
4. Implementasi Keperawatan
Hari /
Tanggal / Jam
|
No Dx
|
Implementasi
|
Respon
Hasil
|
Paraf
|
Senin, 26 Maret 2012
16.00
|
1
|
1. Observasi Tanda-Tanda Vital
2. Penggunaan semua alat instrument untuk tindakan
pembedahan secara steril
3. Mengatur posisi klien
4. Membersihkan dan Mempersiapkan kulit
5. Menutup daerah steril klien
6. Memberikan anastesi kepada klien
|
1. TTV : TD : 120/70
mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,5 C
2.
3. Klien dengan posisi trendelenburg
4.
5. Menutup daerah steril dengan menggunakan doek
steril.
6. Pemberian anastesi umum kepada klien
|
|
5. Evaluasi
Keperawatan
Hari /
Tanggal / Jam
|
No Dx
|
Catatan
Perkembangan
|
Paraf
|
Senin, 26 Maret 2012
18.30
|
1
|
S: -
O: Mampu mempertahankan status kesehatan
-
S : 36.5o
C
-
TD :
120/70 mmHg
-
N :
80x/menit
A: Masalah
apendiks teratasi sebagian
P : intervensi
dilanjutkan
-
Kaji keadaan umum dan tanda-tanda vital
|
|
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dengan
demikian peranan perawat dalam mengatasi dan menanggulangi hal tersebut
sangatlah penting dan dibutuhkan terutama perawatan yang mencakup empat aspek
diantaranya : promotif yaitu memberikan penyuluhan tentang menjaga kesehatan
dirinya dan menjaga kebersihan diri serta lingkungannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2009. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta. Salemba Medika
Rothrock,
J.C. (2000), Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif, EGC, Jakarta.
Sjamsuhidajat,
R. & Jong, W.D. (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed. Revisi, EGC,
Jakarta.
The Most Iconic Video Slots On The Planet - Jancasino
BalasHapusThe most iconic wooricasinos.info video jancasino slot is the 7,800-calibre slot machine called Sweet Bonanza. This slot machine was developed in 2011, 1xbet app developed in sol.edu.kg the same หารายได้เสริม studio by